8 Jan 2013

Di Bahu Jalan

Tertawa mereka tangis berpisah.
Dendang irama gembira dan duka.
Ada tertunduk menahan pasrah.
Tidak dilupa pelukan mesra.

Andai dalam kabur itu adanya cerah,
akulah itu di celah mereka.
Andai terbit di hatimu itu gundah,
setia aku berdiri di sana.

Di bahu jalan kusaksikan dunia
Menanti masa untuk melintas.
Biar senyap bibir manusia,
setiap syahdumu sedia kubalas.

Dan biarpun kau dihenyak seksa,
atau dibalun dipukul pilu,
Aku masih di bahu jalan yang sama.
Calitkan saja sakitmu di tubuhku.

Jelas dapat ku dengari
Tawa dan tangis di sekitar ayumu.

Dan kau, dengar?

Waktu kita tertembung saat melintas,
Ku pejamkan mata meneliti langkahmu.
Deras degup jantungmu guruh tertewas,
Terseksa air mata ku tahan lalu tepu.

Dan masih kerana engkau, hai dewi,
bersama gugup, gelentar dan peluhmu,
membuatkan aku benar memahami,
hari ini adalah biasa bagiku.



Fatahul Nizam
8 I 2013
Pustaka